Berita dan Pengumuman
Dua Hari Dan Sekian Pelajaran
- Di Publikasikan Pada: 13 May 2022
- Oleh: Admin FIK
Sekelompok parajurit Inggris yang ikut Perang Dunia II
terkepung oleh tentara Jepang di dalam hutan. Kekuatan mereka kalah jauh dengan
tentara Jepang tentunya, melawan jelas sama dengan bunuh diri. Seorang
pengintai melapor kepada komandan, bahwa tak ada lagi jalan untuk melarikan
diri. Sang komandan diam sejenak, dan akhirnya memerintahkan seluruh prajurit
yang tersisa untuk membuat teh. Banyak parajurit berpikir inilah teh terakhir
yang bisa mereka nikmati sebelum akhirnya tewas di tengah ganasnya perang.
Ketika selesai minum teh, prajurit pengintai melapor kembali dan kali ini sang
komandan dengan tegas memberikan perintah “ segera berkemas, dan selamatkan
diri secepatnya”. Itu cerita nyata yang dikisahkan ulang salah seorang prajurit
yang selamat dan kini menjadi biksu di Myanmar.
Finalisasi rapat kerja FIK UMSurabaya yang diselengarakan di Probolinggo
selama dua hari serupa dengan aktivitas “minum teh” para prajurit pada cerita
di atas. Rehat sejenak menikmati udara dingin pegunungan, meninggalkan sesak
dan panasnya Surabaya. Melihat hutan, lembah, ngarai dan sungai. Dan tentu
benar-benar minum teh ditemani pisang goreng diantara deras aliran
Songa.
Kita yang
dewasa ternyata perlu menjadi anak-anak dan bermain bersama teman sebaya, tapi
melihatnya secara berbeda dan lebih bermakna. Menjadi anak-anak adalah
meniadakan jarak dan batas, menghilangkan strata dan golongan yang ada hanyalah
keasyikan bermain.
Bergandengan
tangan, berdansa, menari, berlarian. “All
grown-ups were once children… but only few of them remember it.” Kata
Antoine de Saint-Exupéry dalam novelnya The Little Prince. Dulu kita semua
adalah anak-anak…tapi hanya sedikit yang mampu mengingatnya.
Segenap
permainan yang dilakukan selama dua hari mungkin telah mengingatkan kita
kembali tentang dunia anak-anak beserta kenakalan yang kita lakukan. Tapi tentu
bukan itu tujuan finalisasi raker kali ini, melainkan adalah membangun tim yang
baik, penuh rasa kekeluargaan dan saling menghargai satu dengan yang lain.
Banyak permainan yang mengajarkan tentang betapa sebuah tujuan hanya bisa
tercapai dengan kerjasama, mematuhi perintah dan aturan juga percaya pada
teman.
Sebuah bola
golf tak akan bisa mengalir dan masuk pada gelas jika tak ada keriuhan
perintah, gesekan, kerja keras menjaga stabilitas talang dan juga doa. Sama
juga dengan kaleng-kaleng yang mesti dipindahkan dan disusun, teriakan,
langkah-langkah yang tertata dan tarik-ulur benang adalah keniscayaan yang
harus dilakukan. Pada kertas-kertas yang tersusun sebagai jembatan yang harus
anda seberangi tanpa anda tahu di titik mana anda bisa terjerumus, anda mesti
percaya akan informasi yang diberikan teman.