Berita dan Pengumuman
Pelatihan Preceptorship FIK UMSURABAYA
- Di Publikasikan Pada: 13 May 2022
- Oleh: Admin FIK
Lahan
praktek merupakan sarana belajar bagi mahasiswa untuk mencapai target
kompetensi khusunya bagi mahasiswa kesehatan. Lahan praktek bagi mahasiswa
kesehatan khususnya di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surabaya meliputi Rumah Sakit, Klinik, Bidan Prektek Swasta (BPS), Puskesmas,
Panti Lansia, Industri, dan wahana praktek lainya. Meningkatnya jumlah
mahasiswa dan program studi di Fakultas Ilmu Kesehatan UMSurabaya, maka
dibutuhkan penambahan jumlah lahan praktik dan pembimbing klinik.
Pembelajaran praktek klinik/profesi yang
pelaksanaannya seratus persen dilaksanakan oleh mahasiswa di lahan praktek
tentunya diperlukan peran dari pembimbing klinik / preceptor yang harus
menguasai metode pembelajaran klinik yang tepat sehingga kompetensi klinik yang
harus dicapai mahasiswa tercapai. Sesuai dengan Kurikulum KKNI 2015 bahwa
pelaksanaan pembelajaran klinik dan profesi wajib menerapkan model pembelajaran
preceptorship. Model Pembelajaran precepthorship merupakan system dan proses
melimpahkan kewenangan secara bertahap dari preceptor kepada peserta
didi/preceptee. Setiap unit kerja yang digunakan mahasiswa / preceptee untuk
melaksanaan pembelajaran klinik harus memiliki pembimbing yang berperan sebagai
preceptor. Untuk itu dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran praktek klinik
dan profesi , Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah mengadakan
pelatihan preceptorship bagi pembimbing klinik dari Rumah Sakit, Puskesmas,
Klinik, Praktik Mandiri Bidan, industri, panti Lansia, Komunitas dan wahana
praktek lainya.
Acara yang dilaksanakan 2 hari sejak tanggal 5-6
Juli 2021 mulai pukul 08.00-16.00 ini diikuti oleh pembimbing klinik yang belum
pernah mengikuti pelatihan preceptorsip yang berasal dari beberapa instansi
seperti RSU Haji, RS Siti Khodijah, RS Brawijaya, RS PKU Muhammadiyah Surabaya,
RS Wiyung Sejahtera, RS Darus Syifa’, RS Muhammadiyah Gresik, RS Muhammadiyah
Lamongan, RS Ibnu Sina Gresik, RS Petro Kimia Gresik, RS Semen Gresik, RS Jiwa
Menur, Puskesmas Keputih, Puskesmas Mulyorejo, Puskesmas Medokan Ayu, Puskesmas
Mulyorejo, RSU Dr Sutomo, Praktik Mandiri Bidan, RSUD Soedarsono Pasuruan, RS
Gatoel Mojokerto, RSUD Wahidin Sudiro Husada Mojokerto, RSUD M. Noer Pamekasan,
RS Bhayangkara Surabaya dan UPTD Griya Wredha.
Pelatihan preceptorship ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan dan kualitas membimbing dengan model bimbingan
preceptorship dari preceptor/ pembimbing klinik di wahan praktek yang digunakan
untuk praktek mahasiswa FIK, sehingga diharapkan selama praktek di wahana praktek
mahasiswa mendapatkan bimbingan yang berkualitas dan kompetensinya tercapai..
Dalam pelatihan ini, FIK UMSurabaya menghadirkan
narasumber para pakar pendidikan dan beberapa narasumber yang berasal dari
asosiasi pendidikan profesi masing-masing program studi. Materi yang
disampaikan pada pelitihan ini sesuai dengan tuntutan kompetensi pembimbing
klinik/ preceptor di era digitalisasi, dimana precetor dituntut untuk menjadi
fasilitator, role model bagi preceptee atau peserta didik dan
mampu mengaplikasikan teknologi digitalisasi dalam proses bimbingan di wahana
praktek.
Pelatihan preceptorship yang diselenggarakan oleh
FIK UMSurabaya merupakan pelatihan preceptorship yang ketiga kalinya yaitu
pertama dilaksanakan pada tahun 2013 dan yang kedua dilaksanakan pada tahun
2015 dan saat ini tahun 2021. Pelaksanaan pelatihan pada tahun 2021 ini
dilaksanakan secara daring melalui media zoom meeting dengan total peserta 155
peserta yang nantinya akan membimbing mahasiswa FIK UMSurabaya praktek klinik.
Acara pelatihan preceptor dibuka oleh Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan yaitu Dr.
Nur Mukarromah, S.KM., M.Kes dalam sambutan pembukaan menyampaikan kegiatan pelatihan
ini diberikan untuk meningkatkan mutu pembimbing klinik agar dapat memenuhi
syarat sebagai seorang preceptor.
Sebagai key note speaker pelatihan yaitu Dr. A.
Azis Alimul Hidayat, S.Kep., Ns, M.Kes, beliau sebagai pakar pendidikan yang
telah mengabdikan ilmunya sebagai Wakil Rektor Satu selama dua periode, Asesor
LAM-PT.Kes menyampaikan materi mengenai Arah Kebijakan dan Strategi Peningkatan
Mutu Pendidikan Kesehatan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Materi ini
diharapkan memberikan wawasan bagi pembimbing klinik mengenai kebijakan
kebijakan khususnya yang menyangkut pendidikan kesehatan.
Dr. Moch. Hadi, S.Kep., M.Kep. selaku salah satu
pemateri, beliau adalah pakar pendidikan kesehatan khususnya keperawatan, dan
sebagai Ketua Umum Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI)
menyampaikan materi tentang Kebijakan dan Implementasi Program Preceptorship
pada Metode bimbingan Pembelajaran Klinik dan Profesi.
Prof. Dr. Nursalam, M. Nur (Hons) selaku Ketua DPW
PPNI Jawa Timur sekaligus Ketua AIPNI Regional IX Jawa Timur, beliau
menyampaikan materi tentang Penggunaan Teknologi dalam pembelajaran klinik dan
Pradigma pencapaian kompetensi dan konsep dasar model preceptorship dalam
bimbingan klinik yang efektif. Pada pemaparannya beliau menjelaskan bahwa
mengacu pada standar SNARS (Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit),
memerlukan adanya Integrasi Pendidikan Kesehatan dalam Pelayanan Rumah
Sakit (IPKP) sehingga diharapkan kompetensi kompetensi yang dicapai oleh
peserta didik sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan peserta didik saat dia
sudah lulus dan bekerja sebagai tenaga kesehatan. Beliau juga menekankan dan
berpesan kepada peserta pelatihan bahwa dalam menjalankan peran sebagai
pembimbing klinik dalam model pembelajaran preceptorship adalah role model bagi
peserta didik, tidak hanya ilmu dan ketrampilan yang ditransfer tetapi juga
sikap dan peran professional tenaga kesehatan sehingga pembimbing klinik harus
mampu memberi contoh sebagai tenaga kesehatan yang professional selama membimbing
mahasiswa.
Dr. Krisna Yetti, …..(title mohon diisi sy tdk
hafal) dosen Universitas Indonesia, dalam mangisi materi beliau menekankan
bahwa seorang pembimbing klinik dalam memberikan bimbingan kepada peserta didik
harus menerapkan empat pilar etik yaitu Respect to others,
Compassion, Advocacy dan empati dan Intimacy.
Selama dua hari pelatihan, peserta tidak hanya
mendapatkan ilmu tetapi juga berkesempatan terlibat dalam role play
pembelajaran preceptorship yang meliputi: orientasi peserta didik, ronde, BST,
DOPS, Mini Cex, presentasi kasus/seminar, presentasi jurnal, case study yang
didampingi oleh fasilitator dari para pakar pendidikan yang berasal dari
Asosiasi masing masing profesi di Program Studi FIK UMSurabaya.
“Saya sangat puas sekali dengan materi yang
disampaikan oleh semua narasumber, materi yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan kami sebagai pembimbing klinik dan penjelasannya aplikatif sehingga
mudah dipahami. Ujar Bapak Kustoro, S.Kep., Ns, selaku peserta pelatihan dalam
isian monev kegiatan pelatihan ini.
Begitu juga kesan dan saran dari Johanes Deo Fau,
SFT., Physio., M.H.Kes.,AIFO., selaku peserta pelatihan dari pembimbing klinik
Fisioterapi menyampaiakan di monev kegiatan “Alhamdulillah FIK UMSurabaya
memfasilitasi pelatihan preceptorship yang sangat kami butuhkan dalam
membimbing mahasiswa, materinya bagus, pematerinya sangat menguasai, bahkan ada
materi tentang etik yang harus diterapkan sebagai pembimbing klinik dalam
melakukan bimbingan kepada peserta didik.
Pada acara penutupan acara pelatihan, Dr Nur
Mukarromah, SKM, M.Kes menyampaikan pesan kepada peserta pelatihan bahwa
pelatihan ini diharapkan menjadi bekal peserta sebagai pembimbing klinik untuk
aplikasikan dalam memberikan bimbingan klinik bagi mahasiswa FIK UMSurabaya
pada khususnya dan mahasiswa kesehatan lain pada umumnya. Dekan FIK UMSurabaya
berharap kegiatan pelatihan ini merupakan wujud sinergi pendidikan dengan
wahana praktek sehingga kompetensi klinik mahasiswa tercapai dan lulusan FIK
UMSurabaya menjadi lulusan yang kompeten yang siap bekerja sebagai tenaga
kesehatan dan memiliki daya saing yang tinggi.